Memulai Usaha Cutting Sticker dari Kaki Lima
cuttingstickerupdate - Bingung mencari tempat untuk memulai usaha jualan sticker cutting? Mungkin pengalaman saya beberapa tahun lalu bisa sobat jadikan referensi atau sekadar masukan. Tetapi ini berlaku jika kondisinya tak jauh berbeda. Ya, memulai usaha cutting sticker dari kaki lima.
Memulai usaha cutting sticker versi saya terjadi ketika saya masih memiliki pekerjaan tetap sebagai seorang wartawan (lumayan seniorlah hehe). Namun pekerjaan ini lebih banyak dilakukan saat siang hari, sementara kala malam andai saya keluar hanya ntuk ngobrol sama teman-teman di kedai kopi.
Mengapa pilihan saya ke usaha cutting sticker? Pada awalnya sederhana saja. Pertama saya tidak terlalu repot mengurusnya karena hanya menunggu, bisa saya lakukan sambil santai. Bahkan berbincang dengan beberapa sumber berita pernah saya lakukan sambil menunggu pembeli sticker cutting datang.
[Masking tape dan kegunaannya, baca selengkapnya di sini]
Kedua, modalnya tidak banyak. Hanya dengan ratusan ribu sudah mendapatkan banyak jenis sticker cutting yang bisa dipajang. Belum terpikir saat itu untuk membeli mesin cutting sticker. Kalau membuka usaha dengan modal ratusan ribu saya rasa sobat juga tak harus pinjam sama-sini, kan? Atau kalau memang terpaksa pinjam juga nilainya tak besar-besar amat.
Ketiga, peluangnya cukup besar karena sebagian besar desain sticker cutting yang dijual adalah merek-merek otomotif. Kalaupun bukan brand atau merek masih ada kaitannya dengan dunia otomotif. Nah zaman sekarang kayaknya sebagian besar warga kita memiliki sepeda motor, meski hanya satu di satu rumah.
Keempat, jualan di kaki lima tidak perlu membayar sewa. Kalau hanya membelikan sebatang dua batang rokok kepada premannya saya rasa wajar saja. Tetapi saran saya sebelum menempati sebuah garis kaki lima hendaknya sobat meminta izin terlebih dahulu kepada para pedagang yang sudah lebih dahulu mangkal.
Kelima, jika ada sesuatu ada yang membantu. Dan ini pernah saya alami ketika tiba-tiba angin kencang bertiup di tempat saya memajang sticker cutting, di depan Rumah Makan Rina-Rini, Batu 9 (sekarang rumah makannya sudah tutup), dekat Swalayan Pinang Lestari.
Karena angin tiba-tiba datang, saya dan teman yang menemani jualan tak sempat mengemasnya dengan cepat. Ada yang bertebaran keluar dari kantong plastik pajangan. Alhamdulillah beberapa pedagang kaki lima di sekitar saya berjibaku membantu menangkapi sticker saya.
Justru jika sobat rajin dan tekun, berjualan sticker cutting di kaki lima lebih menguntungkan. Kan tempatnya tidak bayar? Kalau saya dahulu, pengeluaran tambahan hanya untuk membayar listrik. Kebetulan beberapa pedagang kaki lima memiliki satu meteran sendiri.
Bayangkan kalau sobat adalah pemula. Modal pas-pasan, laku atau tidaknya Wallahu A'lam, karena rezeki sudah ada yang mengaturnya. Yang penting tetap jualan di jam yang sama biar orang-orang yang lewat tahu keberadaan sobat.
Dapat duit sedikit dikumpulkan, dijadikan tambahan belanja koleksi sticker berikutnya.
Apa yang saya tuliskan ini merupakan langkah awal saya mendirikan Sahabat Sticker di Jalan Bintan, yang kemudian ada beberapa cabang dan akhirnya saya satukan di Bintan Wrapping, Jalan DI Panjaitan. Bisa saya katakan, anak-anak muda yang bekerja di Bintan Wrapping adalah peletak dasar wrapping di Provinsi Kepulauan Riau, khususnya Kota Tanjungpinang.
Mengenai Bintan Wrapping bisa sobat lihat di Google My Business yang saya jadikan showroom online saya. Sedangkan perjalanan saya bisa sobat baca di blog ini atau Blog Metrosticker yang mendapatkan banyak apresiasi dari teman-teman suluruh Indonesia.
[Pahami seluk beluk bahan sticker berjenis vinyl agar tidak gagal paham]
Demikianlah sobat semua, jangan berkecil hati memulai usaha cutting sticker dari lapak alam di kaki lima. Banyak orang-orang besar atau pengusaha terkenal yang mengawali bisnisnya dari hal yang kecil. Bahkan tak sedikit yang diremehkan orang lain.
Tetap semangat ya sobat sticker nusantara. ***
Memulai usaha cutting sticker versi saya terjadi ketika saya masih memiliki pekerjaan tetap sebagai seorang wartawan (lumayan seniorlah hehe). Namun pekerjaan ini lebih banyak dilakukan saat siang hari, sementara kala malam andai saya keluar hanya ntuk ngobrol sama teman-teman di kedai kopi.
Mengapa pilihan saya ke usaha cutting sticker? Pada awalnya sederhana saja. Pertama saya tidak terlalu repot mengurusnya karena hanya menunggu, bisa saya lakukan sambil santai. Bahkan berbincang dengan beberapa sumber berita pernah saya lakukan sambil menunggu pembeli sticker cutting datang.
[Masking tape dan kegunaannya, baca selengkapnya di sini]
Kedua, modalnya tidak banyak. Hanya dengan ratusan ribu sudah mendapatkan banyak jenis sticker cutting yang bisa dipajang. Belum terpikir saat itu untuk membeli mesin cutting sticker. Kalau membuka usaha dengan modal ratusan ribu saya rasa sobat juga tak harus pinjam sama-sini, kan? Atau kalau memang terpaksa pinjam juga nilainya tak besar-besar amat.
Ketiga, peluangnya cukup besar karena sebagian besar desain sticker cutting yang dijual adalah merek-merek otomotif. Kalaupun bukan brand atau merek masih ada kaitannya dengan dunia otomotif. Nah zaman sekarang kayaknya sebagian besar warga kita memiliki sepeda motor, meski hanya satu di satu rumah.
Keempat, jualan di kaki lima tidak perlu membayar sewa. Kalau hanya membelikan sebatang dua batang rokok kepada premannya saya rasa wajar saja. Tetapi saran saya sebelum menempati sebuah garis kaki lima hendaknya sobat meminta izin terlebih dahulu kepada para pedagang yang sudah lebih dahulu mangkal.
Kelima, jika ada sesuatu ada yang membantu. Dan ini pernah saya alami ketika tiba-tiba angin kencang bertiup di tempat saya memajang sticker cutting, di depan Rumah Makan Rina-Rini, Batu 9 (sekarang rumah makannya sudah tutup), dekat Swalayan Pinang Lestari.
Karena angin tiba-tiba datang, saya dan teman yang menemani jualan tak sempat mengemasnya dengan cepat. Ada yang bertebaran keluar dari kantong plastik pajangan. Alhamdulillah beberapa pedagang kaki lima di sekitar saya berjibaku membantu menangkapi sticker saya.
Bayangkan kalau sobat adalah pemula. Modal pas-pasan, laku atau tidaknya Wallahu A'lam, karena rezeki sudah ada yang mengaturnya. Yang penting tetap jualan di jam yang sama biar orang-orang yang lewat tahu keberadaan sobat.
Dapat duit sedikit dikumpulkan, dijadikan tambahan belanja koleksi sticker berikutnya.
Apa yang saya tuliskan ini merupakan langkah awal saya mendirikan Sahabat Sticker di Jalan Bintan, yang kemudian ada beberapa cabang dan akhirnya saya satukan di Bintan Wrapping, Jalan DI Panjaitan. Bisa saya katakan, anak-anak muda yang bekerja di Bintan Wrapping adalah peletak dasar wrapping di Provinsi Kepulauan Riau, khususnya Kota Tanjungpinang.
Mengenai Bintan Wrapping bisa sobat lihat di Google My Business yang saya jadikan showroom online saya. Sedangkan perjalanan saya bisa sobat baca di blog ini atau Blog Metrosticker yang mendapatkan banyak apresiasi dari teman-teman suluruh Indonesia.
[Pahami seluk beluk bahan sticker berjenis vinyl agar tidak gagal paham]
Demikianlah sobat semua, jangan berkecil hati memulai usaha cutting sticker dari lapak alam di kaki lima. Banyak orang-orang besar atau pengusaha terkenal yang mengawali bisnisnya dari hal yang kecil. Bahkan tak sedikit yang diremehkan orang lain.
Tetap semangat ya sobat sticker nusantara. ***
0 Response to "Memulai Usaha Cutting Sticker dari Kaki Lima"
Post a Comment