Mengapa Warna Hasil Cetak Berbeda dengan Monitor?
Apalagi desain yang dikerjakan merupakan maha karya yang dipesan oleh sebuah lembaga atau instansi ternama. tentu untuk menjaga reputasi usaha printing konsumen menginginkan hasil cetakan yang maksimal.
Dan tibalah saat mesin printing bekerja. Sret... sret... sret... dengan sabar headnya bergerak, menjalin korrdinasi dengan roller. Ketika hasil cetakan selesai dan dibandingkan dengan warna yang ada di layar monitor, aduuuh banyak yang lari. Bukan lari pagi ya sobat, namun berubah.
Kalau hanya soal malu yang diterima mungkin bisa disembunyikan. Namun bagaimana kalau reputasi yang dipertahankan akhirnya luntur hanya gara-gara perbedaan warna tersebut? Pasti capek rasanya. Ada jengkelnya juga. Biasalah, kalau kena omel ya seperti itu hihihi.
Memahami RGB
Aan, seorang teknisi mesin printing yang tinggal di Jakarta memberikan tips kepada sobat yang mengalami masalah di atas. Hal ini dapat terjadi pada larger format printer atau printer dekstop.Menurut lelaki yang sudah belasan tahun menangani urusan mesin digital printing ini, perbedaan warna di hasil cetakan dengan di monitor bisa jadi karena pengaruh RGB dan CMYK. Disarankan oleh Aan, penting seorang desainer grafis memahami ilmu tentang keduanya.
RGB adalah kependekan dari Red Green Blue. Ketiga warna ini biasanya meru pakan unsur utama dari gambar digital. Sementara warna lain akan muncul dari gabungan ketiga warna tersebut. Nah dalam proses ini ada istilah aditif.
"Proses penggabungan dan varuasi warna tersebut yang disebut percampuran aditif," jelas Aan.
Penting diketahui, proses ini semuanya dimulai dengan warna hitam. Berikutnya, barulah warna merah, hijau dan biru mulai ditambahkan dan saling mencerahkan. Naga-naganya muncullah warna baru.
Yang unik pada percampuran aditif, kala ketiga warna di atas dicampur pada intensitas yang sama, lahirlah warna putih.
Jika menginginkan variasi warna lebih komplit, silakan mainkan saturasi warna, vibrasi warna, bayangan dengan memodifikasi warna merah hijau dan biru. Cara melakukannya pun sangat mudah karena bersifat digital.
Memahami CMYK
Lain RGB lain pula CMYK, yang merupakan kependekan dari Cyan, Magenta, Yellow, dan Key/Black. Kalaui baru tahu aduuuh kebangeten deh sobat. Apalagi yang setiap hari bergelut dengan desain di layar komputer. Tapi nggak papa sekarang kan jadi tahu.Masih ingat apa yang saya utarakan di atas? Jika proses percampuran warna pada RGB dimulai dengan warna hitam, tidak demikian dengan CMYK.
Memang sama seperti RGB, untuk menghasilkan warna lain, CMYK juga memadukan warna-warna intinya. Perbedaannya, percampuran ini didasarkan pada tingkatan warna pada tinta secara fisik.
Masih menurut Aan, karena itulah, proses percampuran ini dinamakan percampuran substraktif.
Ini nih bedanya dengan RGB, percampuran substraktif dimulai dengan warna putih murni. Akibatnya ketika dicampur maka tingkat kecerahan pada setiap layer warna yang digunakan akan berkurang. Hasilnya muncullah warna baru yang diharapkan.
Intinya, saat warna-warna pada CMYK digabung, justru menghasilkan warna hitam yang intens.
Penggunan RGB
RGB dapat sobat gunakan untuk berbagai tampilan desain secara digital. Maksudnya melibatkan perangkat elektronik seperti televisi, komputer, smartphone atau kamera. Mau tahu contohnya? itu lho sobat, seperti gambar logo serta iklan online yang sering muncul di saat lagi asyik browsing.Hmmm atau kalau pas kalian membuka artikel di cuttingstickerupdate.com tiba-tiba muncul iklan dari Google, nah itulah contohnya. Kalau sobat bertanya kok bisa ya ada iklan di artikel yang sedang dibaca, ya dari sanalah saya gajian sobat hehe. Dan Pak Bos yang tak pernah ingkar janji ya Google, duitnya banyak dan tanggal gajiannya selalu tepat waktu hihihi.
Format file yang sering digunakan untuk menyimpan RGB biasanya berbentuk JPEG, PSD, PNG atau GIF. Makanya keempat format file tersebut dengan cepat terbaca oleh software manapun. Hal ini memudahkan sobat saat membukanya lalu memilihnya untuk dicetak.
Berdasarkan hal tersebut, sobat seyogyanya menghindari format file seperti TIFF, EPS, PDF, dan BMP dari file RGB. Karena pada umumnya memuat data lebih besar dan kemungkinan tidak terbaca software sangat mungkin terjadi.
Penggunaan CMYK
Aan menyarankan, gunakan CMYK untuk berbagai desain yang tujuannya harus dicetak, selain tampil di layar monitor. Contoh yang paling mudah penggunaan CMYK ialah tatkala sobat mendesain kartu nama, beragam merchandise, iklan billboard dan sebagainya.Format file yang sesuai untuk penggunaan CMYK ialah ialah PDF, AI dan EPS.
Belajar dari penjelasan ini, dapat disimpulkan perbedaan dari hasil cetak dengan warna yang tampil di monitor. Yaitu jika didesain dengan format RGB namun dicetak menggunakan printer dari sistem CMYK. Mereka sering nggak akur hehe.
Penting Dibaca
Sistem RGB mampu menghasilkan warna putih saat ketiga unsur warnanya digabungkan.Namun ia tak mampu menghasilkan warna hitam. Sebaliknya, warna printer yang menggunakan sistem CMYK bisa menghasilkan warna hitam. Hitam ini lahir dari penggabungan warna-warnanya.
Namun, tidak bisa menghasilkan warna putih. Sekarang sobat mengerti mengapa saat dicetak, warna yang dihasilkan pada printer tidak bisa 100% sama dengan yang terlihat di monitor.
Apakah harus dicetak terlebih dahulu baru tahu perbedaan warnanya? Nggak juga, bahkan saat proses mendesain sudah bisa dilihat perbedaannya.
Lakukan saja konversi dari file RGB menjadi CMYK di photosop. Melalui teknik ini sobat akan melihat perbedaan warna yang cukup mudah diketahui. Ketika bicara tentang warna hasil cetak, sebaiknya sobat menggunakan ICC profile yang sesuai dengan pengaturan printer, tinta dan media yang digunakan.
Sekilas ICC Profile
Di sini ada tahapan kalibrasi monitor. Standar profesional menggunakan alat kalibrasi khusus seperti Spyder Elite atau Color Munki. Sobat cukup melakukan pengaturan dasar saja seperti kontras, warna, tint, brightness sesuai panduan yang muncul di layar.Setelah pengaturan dasar diterapkan, proses kalibrasi dengan alat khusus dan kalibrasi akan berjalan otomatis sampai selesai.
Berikutnya ialah memakai ICC profile. Printer modern umumnya sudah menyediakan berbagai ICC profile untuk berbagai media berbeda. Hal ini memudahkan sobat memilih media mana paling mendekati.
Namun pada dasarnya ICC profile untuk bahan yang berbeda akan berbeda pula pengaturannya. Dibutuhkan pengetahun untuk mampu membuat ICC Profile sendiri. Kalau butuh bantuan, bisa sobat gunakan alat khusus bernama spectrophotometer.
Membuat ICC profile diawali dengan menginstal software, lalu mencetak pola warna yang disediakan sesuai media yang akan dicetak. Dari pola warna kemudian diukur sesuai instruksi yang muncul di layar.
Berikutnya program akan memproses datanya dan membuatkan ICC profile untuk jenia bahan pada printer yang dipakai. Proses ini harus diulangi untuk membuat ICC Profile pada bahan yang berbeda. Nama profilenya juga disimpan dengan nama berbeda supa tidak tertukar.
Bila ICC profile ini sudah disimpan, dan akan mencetak buka saka Color Management dan pilih ICC Profile yang dibutuhkan.
Jika sobat sudah tahu mengenai ilmunya, mungkin harus berpikir ulang jika teknisi mesin digital printing berganti-ganti orang. Belum tentu orang baru mengenal nama ICC Profile yang disimpan oleh embuat sebelumnya. Jagalah usaha digital priniting sebaik baiknya.
Semoga bermanfaat. ***
0 Response to "Mengapa Warna Hasil Cetak Berbeda dengan Monitor?"
Post a Comment