Sejarah Teknik Sablon yang Kita Kenal Sekarang
Untuk memberikan nilai lebih pada sebuah kaos polos itulah teknik sablon dibutuhkan. Tekniknya beragam. Kalau sobat tahu, sebenarnya kegiatan ini bukan hanya dilakukan zaman-zaman 10 tahun ke belakang.
Mungkin ada diantara sobat yang belum lahir teknik sablon sebenarnya sudah ada. Apalagi kalau bicara sablon kaos di dunia.
Yang akan kita bicarakan kali ini ialah sejarahnya di dunia. Untuk memudahkannya akan dibagi berdasaran tahunnya. Berikut uraiannya:
Tahun 960 - 1279
Pada rentang waktu tahun itu, adalah orang-orang China yang pertama kali menemukan sablon. Kala itu masih di zaman kepemimpinan Dnasti Song.
Lahirnya teknik ini kemudian berkembang hingga menyeberang ke luar negeri Tirai Bambu tersebut. Negara seperti Jepang pun akhirnya mangadopsi temuan yang terjadi di China.
Tahun 165 - 1736
Seorang warga negara Jepang bernama Yuzensai Miyasaki membuat terobosan yang sangat berarti kala itu. Jika sebelumnya kimono dibuat dengan cara lama, maka Yuzensai menemukan peralatan yang mampu memcetak motif.
Temuannya ini kemudian diaplikasikannya ke kain untuk kimono. Sehingga lahirlah kimono cetak. Kimono pun semakin beragam coraknya.
Tahun 1822 - 1890
Dunia sablon kaos di Jepang benar-benar berkembang. Usai Yuzensai, ada juga warga negara Jepang lain bernama yang menyempurnakan alat cetak.
Akibatnya, pakaian tradisional Jepang ini pun mulai naik daun. Apalagi peralatan yang disempurnakan memberikan keleluasaan bagi seniman untuk menciptakan motif sesuai keinginan.
Tahun 1851 - 1862
Kala China dan Jepang sudah berkutat dengan urusan sablon, Eropa belum memulainya. Kemudian pada era waktu inilah daratan Eropa mulai melirik apa yang sedang terjadi di Asia.
Kain-kain yang dulu didimonasi warna polos pun dibuat lebih berwarna dengan hadirnya sablon.
Tahun 1868
Joseph Swan mendirikan dan menemukan produk autotype. SWan adalah seorang ilmuwan dari Inggris yang menemukan bohlam lampu pijar jauh dan sempat bekerja sama dengan Thomas Alva Edison.
Tahun 1901
Pada bulan Juli tahun 1901, lagi-lagi warga negara Inggris yang bernama Samuel Simmon mendapatkan hak paten untuk teknik sablon.
Ia menemukan teknik sablon menggunakan Chiffon, yaitu bahan rajut yang terbuat dari kain saring sebagai pola untuk mencetak.
Teknik sablon Samuel ini kemudian dikenal dengan sebutan Silk screen printing. Artinya mencetak dengan menggunakan kain saring sutra.
Bukan hanya mencetak di kain, teknik sablon ini melahirkan tren baru. Karena bisa digunakan untuk cetak motif di wallpaper, porselen dan media lainnya.
Tahun 1924
Amerika yang dari dahulu memang ingin menjadi negara maju akhirnya mampu menemukan tekbik sablon untuk tekstil.
Tahun 1946
Dunia terus menyempurnakan teknik sablon dan cetak karena dianggap bisa memberikan hidup lebih berwarna. Kali ini giliran MC Kornick dan Penney menemukan mesin cetak sablon dengan teknik cetak saring modern yang mudah dioperasikan.
Mereka memberikan fitur-fitur baru pada mesin serupa yang ditemukan pendahulunya. Tujuannya agar mampu menciptakan produksi dan menghemat ongkos produksi.
Tahun 1960
Wirausahawan yang juga seorang seniman dari Amerika Michael Vasilantone, mematenkan teknik sablon lebih dari satu warna.
Ia sebelumnya lama mengembangkan sebuah mesin dan ketika ditemukan, diberinya nama mesin sablon rotary untuk bisa sablon lebih dari satu warna.
Tahun 1967
Tujuh tahun setelah dipatenkan, teknik sablon menggunakan mesin rotary pun digunakan secara massal di Amerika. Bahkan kemudian meluas ke banyak negara di dunia.
Tahun 1986
Teknik sablon yang mampu menciptakan pewarnaan banyak warna kemudian dipelajari oleh banyak orang di banyak negara. Berkat kerja kerasnya, akhirnya Marc Tartaglia, Marc Tartaglia Jr dan Michael Tartaglia menciptakan sesuatu yang keren.
Mereka menciptakan peralatan sablon kaos dengan sistem separasi. Teknik ini bisa membuat desain banyak warna pada beberapa kain melalui media print screen sutra yang didaftarkan hak patennya.
Tahun 1990
Sebuah perusahaan di Amerika bernama Anajet meluncurkan sebuah mesin untuk sablon yang lebih revolusioner. Lahirlah apa yang hingga saat ini disebut Dot to Garment atau disingkat DTG.
DTG merupakan teknik sablon menggunakan mesin printer yang langsung mampu menyemprotkan warna ke atas permukaan kain.
Tahun 1993
Sementara di Perancis, perushaan Embleme yang dipelopori oleh Patrice Giraud menciptakan D'Tope. Tekniknya takjauh berbeda dengan DTG.
Dan proyek ini didukung oleh Pemerintahan Perancis sehingga dikerjakan dengan sangat profesional. Bedanya dengan mesin sablon DTG yang sering kita lihat sekarang yang berukuran kecil.
D'Tope ukurannya yang besar, penggunaan sinar UV, dan penggoperasiannya yang masih menggunakan teknik sablon tradisional.
Tahun 2008
Indonesia tak mau ketinggalan. Berkat tangan-tangan kreatif maka lahirlah DTG buatan lokal yang tentu saja harganya lebih murah ketimbang mesin serupa yang harus diimpor dari luar negeri.
0 Response to " Sejarah Teknik Sablon yang Kita Kenal Sekarang"
Post a Comment