Kisah Nyata Sisa Bahan Stiker Cutting "Nakal" di Kaki Saya
Bahan stiker cutting dan salat, membaca judulnya saja sangat aneh ya. Apa hubungannya antara dunia stiker dengan salat bagi tukang stiker yang beragama Islam.
Ini adalah kisah nyata yang pernah saya alami beberapa tahun lalu. Tepatnya saat saya masih mengelola Bintan Wrapping dengan beberapa karyawan yang selalu sibuk setiap hari.
Bahan stiker cutting adalah material yang wajib ada jika kalian membuka usaha stiker. Ibarat kalian memiliki perahu atau speedboat, namun tak ada airnya. Bisa jadi alat transportasi tadi akan terbengkalai di sebuah tempat.
Berbeda ceritanya kalau kalian memiliki boat dan menemukan lautan di depan mata. Maka kloplah perpaduan itu. Kloplah ada usaha stiker yang memiliki bahan stiker cutting.
Suatu hari saya seperti biasa menemani anak-anak muda yang membantu saya. Dengan beragam kultur dan budaya, ada yang dari Jawa dan Sumatera, kadang istilah saja bisa menjadi bahan tertawaan.
Percayalah, usaha sticker cutting bisa menyatukan beragam perbedaan yang ada.
Namanya juga tempat stiker, dan kala itu saya menyewa ruko dua lantai di tengah kota persis di jantung Tanjungpinang. Seperti biasa, saya bercengkerama dengan mereka yang tengah mengerjakan stiker.
Ada yang sedang mendesain, memasang bahan stiker cutting di atap mobil, memasang list velg dan memasang stripping kendaraan. Dan ada sisa bahan stiker cutting berserakan di mana-mana.
Lalu datanglah waktunya salat ashar. Saya menuju masjid terdekat untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Saya parkir kendaraan di tepi jalanm menuju tempat wudhu lalu masuk ke ruang utama masjid.
Menunggu salat fardhu dilaksanakan, saya duduk dengan posisi kaki tahiyat awal. Tiba-tiba seorang jemaah menepuk bahu kanan saya dan mengatakan ada sesuatu menempel di tumit kaki kanan saya.
Reflek saya melihat tumit kaki dan ada sesuatu menempel di sana. Tak butuh waktu lama bagi saya untuk menebak benda apakah itu.
Oalah bro, sisa bahan stiker cutting. Jenisnya reflektif, yaitu bahan stiker yang memiliki perekat sangat kuat dan gampang menempel. Warnanya merah, dan ukurannya hanya sekitar satu kali satu centimeter.
Kecil banget jika kita bicara soal bahan cutting stiker. Bahan selebar itu nggak bisa masuk mesin cutting sticker. Bahkan untuk mesin cutting ukuran terkecil sekalipun. Katakanlah itu Graphtec CraftROBO yang ukuran lebarnya hanya untuk media 20 centimeter.
Itu juga nggak bisa dibuat stiker full 20 centimeter, paling 195 milimeter atau 19,5 centimeter. Ya sisa bahan stiker cutting yang menempel di tumit kaki saya memang untuk dibuang. Yang tak sengaja terinjak oleh kaki saya ketika ada di toko sebelumnya.
Meski kecil, tetapi cukup untuk membuat wudhu saya sia-sia. Karena ketika saya kelupas, kulit kaki saya tidak basah. Air wudhu yang harusnya membasahi seluruh kulit kaki bagian bawah, di atas mata kaki harus basah.
Saya keluar untuk kembali wudhu. Lalu saya masuk lagi, mengambil shaff menurut aturan jemaah dan melakukan salat ashar.
Sahabat saya yang baik hati, ada satu pengalaman sangat berharga setelah kejadian itu. Saya benar-benar memeriksa bagian kaki, termasuk telapak kaki.
Saya tidak perlu mengangkat telapak kaki ke arah muka agar bisa melihatnya. Cukup saya raba dengan permukaan telapak tangan, kalau ada sisa bahan menempel pasti terasa.
Harusnya berbeda. Masa kulit telapak tangan menyentuh kulit dan bahan stiker cutting rasanya sama hehehe.
Dan setelah kejadian itu ternyata beberapa kali saya menemukan sisa bahan stiker cutting di kulit kaki saya. Alhamdulillah saya sendiri yang mengetahuinya sebelum pundak saya ditepuk jemaah lain.
Itu yang saya kelupas di tempat wudhu di masjid. Kalau di toko sebelum ke masjid juga beberapa kali. Maklum, kadang saya sebagai manusia biasa suka menggampangkan waktu menjelang masuk salat fardhu.
Sudah tahu masjid mengumandangkan azan, bukannya bergegas menyambar sajadah dan ke masjid. Malah masih sempat melakukan ini dan itu, dan terburu-buru ketika terdengar iqomat.
Harusya sempat meraba bagian bawah kaki untuk melepaskan bahan stiker cutting "nakal" yang nempel tanpa izin. Begitu di tempat wudhu masjid baru meraba-raba.
Begitulah memang manusia sahabat-sahabatku semua. Suka melakukan sesuatu menjelang injured time, kalau istilahnya dalam sepakbola (benar yah? soalnya saya tidak suka sepakbola hehe).
Demikianlah sobat, ada kalanya bahan stiker cutting harus dipasang bahkan dengan sangat hati-hati. Di satu sisi, sisanya, sekali lagi sisa, harus kita perlakukan kebalikannya.
Cabut, kelupas, kopek dari kulit bagian tubuh yang seharusnya basah saat terkena air wudhu.
Semoga bermanfaat dan selamat menjalankan ibadah salat lima waktu di tengah kesibukan mengerjakan stiker. Mohon dimaafkan kalau ada kata-kata yang salah, karena saya manusia biasa. ***
0 Response to "Kisah Nyata Sisa Bahan Stiker Cutting "Nakal" di Kaki Saya"
Post a Comment