Malam Ini Saya Tarawih Pindah Tempat 3 Kali
Alhamdulillah malam ini masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menjalankan salat tarawih berjemaah di masjid dekat rumah. Begitulah kalau lagi timbul rajinnya, hehe. (Minta doa ya sahabat biar saya senantiasa diberikan semangat untuk tetap rajin beribadah...)
Saya datang satu menit menjelang salat Isya dimulai. Kok saya tahu kalau kurang satu menit? Coba deh kalian lihat di dinding masjid, sudah zaman dipasang dashboard digital. Biasanya berisi informasi jam-jam waktu salat 5 waktu serta waktu sehabis azan hingga iqomat.
Saya baca masih ada 1 menit sekian detik. Hanya ada satu dua orang yang menyelesaikan salat sunah. Entah salat tahiyatul masjid atau yang lain.
Waktunya salat isya berjemaah. Saya membentangkan sadajah di shaf ke tiga dengan posisi nomor empat dari kanan. Posisi ini berada di sebelah pintu masuk samping masjid bagian depan. Lumayan, selain kena angin kipas juga angin alami dari luar masjid.
Empar rakaat selesai. Setelah itu pengumuman dari pengurus masjid tentang keuangan selama ranadan. Juga diumumkan siapa petugas malam ini. Siapa imamnya, khatib undangan siapa dan bilal.
Tiba-tiba satu orang yang ada di shaf depan saya berdiri dan melangkah keluar. Saya pikir ia kentut lalu mengambil wudu lagi dan menempati posisinya semula. Ternyata sampai selesai dan persiapan salat tarawih, orang tadi nggak kembali.
Seperti biasa, pasti orang di sebalah kanan dan kiri tempat yang kosong menengok ke belakang untuk meminta orang yang di belakang agar maju mengisi kekosongan tadi. Dan seperti biasa, sesama orang yang berada di shaf belakang saling tunjuk. Atau tepatnya saling mempersilakan orang lain untuk maju.
Hehe... mengapa bukan mereka yang maju ya? Dengan kesadaran dan keihlasan hatinya. Ya udah, nggak ada yang mau maju. Saya melipat sajadah, lalu maju selangkah dan kembali membentangkan sajadah.
Salat tarawih pun dimulai. Dua rakaat pertama aman. Dua rakaat kedua masih aman. Mendekati rakaat ke tujuh, saya memilih untuk mundur di sah paling akhir. Mungkin sambal yang saya santap saat berbuka ditolak sama isi perut yang lain sehingga mulai mual.
Pikiran saya, kalau di shaf terakhir jika sewaktu-waktu sesuatu itu nggak bisa saya tahan tinggal lari ke toilet masjid. Sementara kalau di depan kan harus melewati shaf dan jemaah.
Rakaat 7 dan 8 akhirnya selesai. Berkat ilmu menahan sesuatu agar tak keluar, saya tidak sampai ke toilet. Tentu saja ada momen di mana saya harus menahan meringis ketika perut agak mual. Namun tetap dapat terkontrol.
Sebelum salat witir, ada doa sebentar. Oh, ya, di shaf terakhir ini ada beberaoa anak yang berdiri di samping orang tuanya. Mereka diajari salat atau setidaknya diperkenalkan masjid. Namanya juga anak-anak. Ada yang begitu sujud nggak berdiri lagi karena tidur.
Biarlah, namanya juga anak-anak, setidaknya ia akan belajar ke masjid. Masjid adalah tempat yang menyenangkan, bukan tempat yang penuh dengan bentakan jemaah orang tua karena ingin semuanya sempurna.
Di sebelah kiri saya, saat salat witir akan dimulai, ia mengajak anaknya keluar. Bisa jadi yang bersangkutan menjalankan salat witirnya di rumah, Atau dibisiki anaknya tentang sesuatu.
Saya lipat sajadah, lalu geser satu langkah ke kiri. Namun belum sampai sajadah pada posisinya, ada seorang remaja mendadak juga meninggalkan shaf. Ia ada di sebalah kiri saya. Sehingga kami beberapa orang geser ke kiri supaya tak ada tempat yang kosong.
Jadilah saya pindah ke-3 selama rangkaian salat Isya, tarawih dan witir malam ini.
Tetapi ini hanya pindah shaf, karena biasanya saya paling suka pindah-pindah masjid untuk tarawih. Tanpa maksud apa-apa, saya menikmati suasana baru di masjid yang berbeda tatkala Ramadan. Demikian juga dengan salat jumat, saya termasuk orang yang suka mencari masjid masjid yang belum pernah saya kunjungi.
Persoalannya kadang kalau waktu salat wajib sudah berakhir, ada masjid yang pintunya dikunci. Demikian juga dengan toiletnya. Pasrah hehehehe.
0 Response to "Malam Ini Saya Tarawih Pindah Tempat 3 Kali"
Post a Comment