Berangkat Ngaji Sekali, Bawa Pulang 4 Nasi Kotak
Innalillaahi wainnailaihi rooji'uun, tetangga perumahan tempat saya tinggal meninggal dunia di rumah sakit. Keluarga yang ditinggalkan mengadakan ngaji malam pertama hingga ke-3.
Sebagai tetangga, apa yang bisa dilakukan biasanya dilakukan. Kecuali memang ada hal lain yang tak memungkinkan melakukannya.
Semalam, Jumat (29/7/2022) saya pulang dari tempat kerja agak sore. Biasanya saya balik pukul 19.00 sampai 20.00 WIB. Namun kemarin sore saya balik usai maghrib agar bisa ikut mengaji tiga harinya almarhumah.
Hingga siang ini, Sabtu (30/7/2022) lauk dari empat nasi kotak masih tersisa seperti ini. |
Rupanya, habis maghrib Allah menurunkan hujan. Sebenarnya saat isya gerimis mulai turun. Meski kecil tetapi cukup deras.
Mendekati jam 20.00 WIB, waktu dimulainya ngaji di rumah almarhumah hujan benar-benar deras. Saat tiba di rumah tersebut, hanya ada beberapa warga lain yang lebih dahulu datang.
Karena terpal yang sebelumnya dipasang di depan rumah, di tengah jalan depan rumah persis, menggelembung karena air hujan, maka dilepas sekalian.
Mengingat hujan deras, suami almarhumah melihat banyak warga yang tak bisa datang karena terhalang kondisi alam. Ruang belakang dipakai untuk ibu-ibu.
Sementara bapak-bapak di ruang tamu. Pukul 20.00 WIB akhirnya tahlilan pun dimulai. Semuanya membaca Yasin dan surah lain secara bersama-sama.
Suasana terasa benar dalam hati. Di tengah suara hujan yang cukup terdengar jelas, ada alunan ayat ayat Alqur'an.
Kira-kira satu jam kemudian, acara selesai. Tuan rumah mengeluarkan nasi kotak untuk dibawa pulang warga yang datang mengaji.
Seperti biasa, ibu ibu yang berada di ruang belakang mengeluarkan nasi kotak satu satu. Mereka yang menerimanya akan meneruskannya, begitu seterusnya hingga warga yang ada di teras rumah mengatakan cukup.
Akhirnya semua yang datang sudah mendapatkan sani kotaknya masing-masing. Namun ada perubahan rencana, karena nasi kotak yang disiapkan masih cukup banyak akhirnya tuan rumah memutuskan untuk menambah saty kotak lagi per warga.
Kebetulan anak saya yang kuliah di Yogyakarta liburan ke Tanjungpinang. Ilalang nama anak saya. Sengaja saya ajak untuk tetap melestarikan budaya menjaga silaturahmi.
Ketika nasi kotak di depan saya mau ditambah satu lagi, sehingga menjadi dua, saya bilang cukup satu saja. Karena anak saya juga ikut hadir dan sudah mendapatkan nasi kotak satu porsi.
Namun kebijakan tuan rumah ibarat keluarnya SK yang mau nggak mau harus dilaksanakan. Jadilah kami semua per orang mendapatkan dua nasi kotak.
Keluarga saya sendiri mendapatkan empat. Dua dari saya dan dua lainnya dari Ilalang.
Nasi kotak yang dimasukkan plastik dan diikat ujungnya sudah teronggok di depan warga. Semuanya menunggu hujan reda.
Penganan ringan yang disajikan oleh tuan rumah sudah dikeluarkan semuanya. Kami menikmati sajian tadi diselingi canda dan beragam cerita.
Pak Imam yang dimintai bantuan memimpin doa dan mengaji juga menyampaikan jika tuan rumah kembali mengundang pada malam ke tujuh.
Saat hujan mereda, satu persatu dari kami memohon izin untuk pulang. Ada yang berbeda dengan nasi kotak yang kami bawa. Rasanya cukup berat. ***
0 Response to "Berangkat Ngaji Sekali, Bawa Pulang 4 Nasi Kotak"
Post a Comment