Kisah Hujan Deras dan Orang Malas
Saat ini Kota Tanjungpinang sedang menikmati hari-harinya dengan hujan. Hampir setiap hari hujan turun.
Kalau pagi terang, sore hujan. Sore terang, malam hujan. Ya sering juga pagi hujan, siang hujan, sore hujan. Jika sudah seperti itu, warga Tanjungpinang yang memiliki agenda keluar rumah biasanya jedug-jedug hatinya.
Biasah... banjir.
Nah ini juga masih terkait dengan genangan air hujan. Saya baru menyadari jika selama ini saya banyak terbantu oleh turunnya hujan.
Sebelumnya saya harus mengakui termasuk kategori manusia yang malas menyapu. Apalagi menyapu halaman ruko yang memiliki sebatang pohon rindang.
Kalau musim kemarau dan dedaunan tanggal, bisa dipastikan sampah-sampah akan menumpuk di halaman ruko. Sumbernya beragam, ada yang buang bungkus snack seenaknya.
Ada yang buang puntung rokok, dan ini saya pastikan selalu ada. Ada juga sampah yang tiba-tiba ada, entah siapa yang membuangnya. Yang kayak ini biasanya dimasukkan dalam plastik kresek.
Sebagai tempat yang berfungsi sebagai kantor, juga digunakan oleh anak-anak muda membuka jasa pemasangan stiker, sampah yang banyak tentu membawa kesan tersendiri.
Memang sih, sampah yang ada didominasi oleh tumpukan dedaunan pohon yang tumbuh di depan ruko. Bukan sampah sisa makanan yang baunya tak sedap jika dibiarkan dua sampai tiga hari.
Halaman ruko bukanlah tanah, melainkan paving block yang memang sudah dipasang jauh sebelum saya dan teman-teman menempatinya.
Untuk membersihkan sampah dedaunan, sebenarnya juga bukan pekerjaan yang berat sangat. Tinggal menyapunya dengan sapu lidi. Dan di ruko ada dua sapu lidi.
Di ruko milik tetangga yang jualan makanan dan minuman, saya pernah lihat sapu lidinya sudah pada gundul. Sebab setiap hari dipakai menyapu halamannya.
Sementara di ruko tempat saya berkantor, sejak dibeli hingga sudah setahun lebih, mungkin hanya beberapa kali dipakai. Atau karena di ruko tak ada kaum hawa ya?
Semuanya lelaki dengan beragam usia. Dan sialnya sama-sama memiliki sifat pemalas, khususnya untuk sekadar menyapu halaman ruko.
Kebetulan letak ruko tempat kantor saya ada di depan pintu masuk. Pasti di tempat Anda rukonya sama. Satu deret ruko hanya ada satu pintu masuk dan keluar pada jarak tertentu. Nah, ruko yang saya ceritakan ini persis berada di pintu masuk tadi.
Artinya siapa saja yang masuk atau keluar melalui pintu masuk tadi pasti melihat kantor tempat saya bekerja. Lebih tepatnya lagi melihat sampah dedaunan di halaman ruko.
Alhamdulillah.... belakangan ini hujan turun sehari-hari. Betapa senangnya saya dan anak-anak muda di lantai bawah.
Jika hujan deras, aliran air yang cuup kuat datang dari ruko di bagian atas, turun ke bawah. Seperti sifar air, aia akan mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.
Karena halaman ruko di bagian atas yang berbatasan dengan trotoar jalan diberi pembatas, air hujan mengalir ke bawah. Dan aliran air itu menyapu dedaunan yang sudah sekian hari ikut terbawa arus.
Kalau dipersentase, sampah yang digondol air hujan mencapai 90 persen. Sisanya yang 10 persen karena nyepit, ada di celah-celah kecil. Bukan hanya dedaunan, debu jalanan pun bersih.
*****
Disclaimer:
Artikel ini hanya tulisan orang malas, jangan ikuti cara ini. Yang benar adalah sapulah secara sutin halaman rumah Anda sehingga tampak senantiasa bersih.
0 Response to "Kisah Hujan Deras dan Orang Malas"
Post a Comment