Bonsai dan Kemakmuran Hidup Pemiliknya (dari Pameran di Tanjungpinang)
Bonsai, tanaman yang dikerdilkan yang memiliki penggemar di seluruh dunia. Bahkan di dunia. Mungkin istilahnya berbeda, karena bahasanya juga berbeda, namun yang dimaksud sama.
Di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau, Tanjungpinang, bonsai juga memiliki komunitas. Biasa disebut Perhimpunan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Kota Tanjungpinang.
Saya tak pernah berpikir jauh jika ada yang bercerita tentang bonsai di Tanjungpinang. Karena memang jarang ada lomba bonsai. Atau sebenarnya sering tetapi saya saja yang kurang mendapatkan informasinya.
Foto - nurali mahmudi |
Padahal ya ada beberapa teman yang pernah bercerita soal bonsai. Bahkan saya punya teman dekat yang menekuni bonsai di sela-sela kegiatan utamanya sebagai montir mobil.
Hingga suatu hari, 3 September 2022 saya mampir ke Ramayana Department Store. Entah mengapa tiba-tiba pingin masuk, padahal sewaktu di Tepi Laut pinginnya langsung pulang.
Nah di salah satu sisi halamannya ternyata sedang diselenggarakan pameran bonsai yang ditaja PPBI Tanjungpinang. Saya nyaris saja telat, karena tanggal 4 pameran usai.
Pemberian hadiah kepada para pemenang berlangsung Sabtu (3/9/2022) malam.
Bonsai dan Kemakmuran Hidup
Foto - nurali mahmudi |
Beruntung saya berjumpa dengan Pak Aris, salah satu tokoh bonsai di Tanjungpinang. Hari itu ia sedang menyiram seluruh bonsai yang dipamerkan.
Selang atau pipa panjang mengular, mengikuti kakinya melangkah. Sesekali saya bantu menatik selang plastik tadi agar tak tertahan proses menyiramnya.
Saya pun kinthil (mengikuti) gerakan kaki Pak Aris. Banyak hal yang saya tanyakan dan semuanya mendapatkan jawaban yang cukup memuaskan.
"PPBI Tanjungpinang sudah 20 tahun. Yang paling lama sebenarnya Kabupaten Lingga, tetapi kurang aktif di sana," tuturnya.
Pak Aris sendiri sudah puluhan tahun menggeluti bonsai di rumahnya. Pengetahuan tentang bonsai diperolehnya dengan membaca majalah, artikel dan sumber lain.
"Enak sekarang ada internet, bisa mencari informasi sebanyak-banyaknya," tutur bapak empat anak yang semua sekolahnya dibiayai dari bonsai.
Saya memang menanyakan, apakah bisa hidup para penggemar bonsai dengan usahanya. Rumah, kendaraan yang dimiliki Pak Aris pun dibangun dan dibeli dari hasil bonsai.
Foto - nurali mahmudi |
Sebagai anak tentara, Pak Aris sebenarnya sempat menjadi pegawai, namun memilih kerja swasta. Ia pun kerja di kapal, namun akhirnya muaranya ke bonsai.
"Penggemar bonsai itu penampilannya biasa saja, Mas. Tetapi penghasilannya lumayan," tuturnya.
Ia lantas menyebutkan, penggemar bonsai di Jawa bisa lebih makmur lagi. Karena sering ada kontes atau pameran, juga bisa impor bonsainya ke luar negeri.
Dari empat anaknya, sebenarnya ada salah satu yang tertarik dengan bonsai. Namun belum total seperti Pak Aris.
Bercerita kepada saya, ia mengatakan jika ada tanah kosong dibiarkan sebaiknya dibeli atau disewa. Setelah itu ditanami salah satu jenis pepohonan yang bisa dibonsai, dirawat sungguh-sungguh.
Dalam waktu setahun, bibit bonsai sudah bisa dijual jutaan per batang. Pak Aris pun kini sedang mengembangkan bibit bonsai di sebuah lahan.
Harga Bonsai di Tanjungpinang
Foto - nurali mahmudi |
Pameran bonsai di Tanjungpinang diikuti oleh 130-an bonsai. Panitia mengelompokkannya menjadi dua yakni kelas propsek atau pemula dan pratama atau jadi.
Bonsai dibentuk dari berbagai jenis tanaman. Secara umum, pohon berikut ini bisa dipakai untuk bonsai.
Mulai bonsai serut, bonsai beringin, bonsai anting putri, bonsai kimeng, bonsai sancang, bonsai waru, bonsai santigi, bonsai kemuning, bonsai sakura, bonsai bougenville, bonsai kamboja, bonsai cemara, bonsai pule, bonsai kaliandra, bonsai cemara udang, bonsai asoka, bonsai adenium dan sebagainya.
Namun tidak semua tanaman tadi ada di Tanjungpinang, sehingga hanya beberapa yang dipamerkan.
Dibocorkan oleh Pak Aris, bonsai para pemenang di kontes ini harganya dari jutaan hingga puluhan juta. Bahkan ada sudah ditawar Rp25 juta, namun tidak dilepas.
"Mas lihat yang di sudut sana? Yang kecil, itu ditawar Rp10 juta nggak dikasih," ujarnya sambil menunjuk pohon dimaksud.
Pembeli dan penjualnya warga Kota Tanjungpinang. Harga tersebut bukan yang tertinggi. Akan lebih tinggi jika ada pameran bonsai kelas nasional.
Pada 2023 nanti, kata Pak Aris, bakal digelar kontes bonsai tingkat nasional di Tanjungpinang. Penggemar bonsai dari berbagai daerah di Indonesia akan memamerkan tanaman terbaiknya.
Mulai Bisa Menikmati Keindahan Bonsai
Foto - nurali mahmudi |
Saya biarkan Pak Aris dengan pekerjaannya. Lalu saya pulang. Namun keesokan harinya saya datang, saat pemaran memang sudah usai.
Namun masih ada banyak bonsai yang belum dibawa pulang pemiliknya. Saya pun menunduk, karena ada tali rafia dibentang di pintu masuk sebagai tanda dilarang masuk.
Lalu saya berlagak juri, pelan-pelan memperhatikan bonsai yang harus dinilai. Saya melihat ada bonsai yang hanya tampak batangnya tanpa daun, lalu ada yang tumbuh di sebongkah batu, pohon rindang yang cukup mini dan banyak printihilan lainnya.
Dan saya mulai menyukai keindahan bonsai. Saya tidak tahu, bagaimana caranya membentuk tampilan yang aneh-aneh namun tetap memiliki cira rasa yang aduhai.
Saya manggut-manggut, menggeleng, dan gerakan kepala lainnya saat sendirian menikmati kontes bonsai. Belum tentu ketika ramai saya bisa menikmatinya.
"Mas, maaf, pohonnya mau saya angkat," suara seseorang membuyarkan lamunan saya.
Beberapa orang tampak mulai mengangkat bonsai mereka untuk dibawa pulang. ***
0 Response to "Bonsai dan Kemakmuran Hidup Pemiliknya (dari Pameran di Tanjungpinang)"
Post a Comment