Perbedaan Sablon Manual dan Digital
Sablon sudah dikenal manusia sudah lama. Bahkan di usia kakek kita manusia sudah mengembangkan teknik sablon. Dan pada zaman dahulu, baru dikenal teknik sablon manual.
Salah satu ciri dari sablon jenis ini ialah ketika kita masuk ke ruang kerjanya, akan terlihat benda-benda seperti screen, kaleng-kaleng cat sablon, meja sablon, ruang penyinaran dan sebagainya.
Sementara saat ini, sablon berkembang pesat sehingga lahir teknologi sablon digital. Hanya dengan mengandalkan sebuah mesin cetak, bahkan bisa printer rumahan, seseorang sudah bisa menerima pesanan sablon. Kita menyebutnya dengan sablon digital.
Karena peralatan yang dibutuhkan tidak sebanyak sablon manual, maka sablon digital bisa menggunakan kios kecil tepi jalan. Karena simpelnya, sablon jenis ini kini menjamur. Imbasnya, banyak bermunculan distro.
Perbedaan Sablon Manual dan Digital
Keterangan di atas hanya sekilas, sehingga mungkin Anda belum menemukan pemahaman yang lengkap. Untuk itu di bawah ini akan dijelaskan perbedaan keduanya. Dengan memahaminya, jika Anda adalah user atau konsumen, akan bisa menentukan jenis sablon apa yang akan dipilih.
1. Sablon Manual
Bila cerita soal sablon pukuhan tahun lalu, yang akan disebut orang pasti sablon jenis ini. Bisa dikatakan sablon ini menerapkan teknik klasik yang sudah lama dikenal di dunia percetakan.
Jangan menganggap sebelah mata. Meski sablon ini mengandalkan alat-alat yang sederhana dan ketrampilan tangan, namun kualitas yang dihasilkannya bisa sangat bagus.
Namun yang harus Anda ketahui, sablon manual hanya mampu menerapkan cetak per warna. Artinya demikian, jika desain yang diinginkan memiliki lima warna berbeda, maka tukang sablon akan melakukannya 5 kali sejumlah warna tadi.
Karena hal tersebut, warna yang dihasilkan tidak bisa sangat banyak, karena akan membuat proses produksi sangat lama. Biaya yang dikenakan untuk satu biji kaos pun sangat mahal.
Selain itu, yang harus Anda ketahui sablon jenis ini tak bisa menghasilkan warna gradasi. Apakah warna gradasi itu? Ialah warna yang membaur, misalnya dari kuning ke hijau lalu ke biru dalam satu pola. Yang bisa dilakukan dengan teknik sablon ini ialah warna kuning sendiri, hijau sendiri dan biru sendiri.
Dengan keterbatasan tersebut, sablon manual tidak disarankan untuk kebutuhan mencetak foto.
Menekuni bisnis sablon manual adalah pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran ekstra. Pada sablon manual yang paling simpel sekalipun, hanya proses pembuatan film yang dicetak secara digital. Setiap warna akan dipisahkan. Setiap warna dibuatkan filmnya sendiri.
Jangan kaget jika sablon ini dihargai cukup mahal mengingat prosesnya saja membutuhkan waktu yang panjang. Dan tidak sedikit jasa sablon ini yang menolak pembuatan sablon satuan. Biasanya per lusin atau seminim-minimnya setengah lusin.
Hasil sablon manual adalah murni hasil pekerjaan tangan manusia. Seorang operator yang memiliki jam terbang tinggi serta berpengalaman akan menghasilkan hasil sablon yang lebih baik ketimbang mereka yang baru belajar.
Sementara dari sisi pebisnisnya, untuk membuka usaha sablon ini memang tidak memerlukan biaya yang sangat besar. Anda hanya membutuhkan cat, screen, rakel, printer, meja sablon, pengering, lampu dan lain lainnya. Printer bukan untuk mencetak sablon di kaos, melainkan membuat desainnya untuk keperluan pembuatan film.
Sekarang bicara soal kekuatan hasil sablon atau umurnya. Sablon manual memiliki daya tahan warna yang sangat bagus. Apalagi jika catnya memang berkualitas bagus. Namun daya tahan hasil sablon juga dipengaruhi bagaimana memperlakukannya.
Bagaimana proses mencucinya, bagaimana menyeterikanya dan lain sebagainya. Dengan penjelasan ini dapat disimpulkan sablon manual akan lebih cocok untuk desain yang sederhana.
2. Sablon Digital
Sebenarnya ada beberapa jenis sablon yang bisa masuk dalam kategori ini, misalnya transfer paper, polyflex, polyflex printing, DTG atau DTF. Namun untuk mempersempit materi kita bahas satu yang paling populer yakni DTG (Direct To Garment).
Sejak diperkenalkan teknologinya, banyak orang kemudian membuka usaha sablon karena tak membutuhkan ketrampilan seperti sablon manual. Semuanya dikerjakan oleh mesin, kecuali desainnya.
Mencetak desain yang memiliki banyak warna bukan masalah jika dikerjakan dengan DTG. Sablon digital printing ini mampu menuangkan desain di komputer ke permukaan kaos dengan sempurna. Semuanya berkat kemampuan teknologi inkjet.
Desain yang suda dibuat pada komputer lalu mendapatkan perintah ke printer. Lantas printer pun menyemprotkan tinta khusus berbasis air ke permukaan garmen yang mampu diserap oleh serat media yang disablon.
Untuk membuka usaha sablon kaos digital Anda harus mengeluarkan biaya yang lebih mahal ketimbang sablon manual. Apalagi jika membeli printer yang cukup besar untuk beragam media, akan sangat mahal.
Biaya termahal ialah pada mesin cetaknya. Untuk skala rumahan, tetap membutuhkan printer khusus. Ada yang memang keluar dari pabriknya berbentuk DTG, namun tak sedikit yang hasil rakitan. Maksudnya printer meja biasa yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mampu bekerja layaknya DTG.
Bila Anda membutuhkan hasil sablon yang cepat, banyak warna maka pilihannya adalah sablon DTG.
Manual atau Digital?
Sekarang Anda sudah tahu mana yang akan dipilih. Jika angarannya terbatas sementara butuh kaos banyak, maka pilihannya adalah di sablon digital DTG. Printer adalah mesin yang bisa dipaksa bekerja meski makam hari.
Sementara jika Anda ingin membuat sablon yang jumlahnya terbatas, misalnya untuk klub bola atau sebagainya, bisa ke sablon manual. Kaos tim yang sederhana hanya membubuhkan nama dan nomor punggung pemain. Warnanya juga satu atau dua, sehingga cukup dikerjakan dengan sablon manual. Jika kalian memiliki usaha sablon manual, baca artikel ini biar usahamu tetap cuan.
Soal daya tahan bisa tergantung banyak alasan dan faktor. Sablon manual bisa berumur panjang jika ditangani benar, demikian juga sablon digital. Perlakukan sablon kaos dengan cara yang benar agar kaos masih bisa dipakai dalam waktu lama.
Semoga tidak salah lagi mementukan, apakah sablon manual atau digital. Semoga artikel ini bermanfaat. ***
0 Response to "Perbedaan Sablon Manual dan Digital"
Post a Comment